INDIVIDUAL


Obat yang memiliki efek antipiretik antara lain;

1. Paracetamol : Asetaminopen, Panadol, Tylenol, Tempra, Nipe
            Paracetamol merupakan derivat-asetanilida, adalah metabolit dari fenasetin, yang dahulu banyak digunakan sebagai analgetik, tetapi pada tahun 1978 telah ditarik dari peredaran karena efek sampingnya (nefrotoksisitas dan karsinogen).
            Khasiat paracetamol antara lain sebagai analgetik (nyeri ringan sampai sedang) dan antipiretik tetapi tidak anti radang. Dewasa ini pada umumnya dianggap sebagai zat anti nyeri yang paling aman, juga untuk swamedikasi (pengobatan mandiri).
Efek samping jarang terjadi antara lain reaksi hipersensitivitas dan kelainan darah. Pada penggunaan kronis dari 3-4 gram sehari dapat terjadi kerusakan hati, pada dosis 6 gram mengakibatkan necrosis hati yang tidak reversibel.
Wanita hamil dapat menggunakan parasetamol dengan aman, juga selama laktasi walaupun mencapai air susu ibu.
 
Dosis ;
Untuk nyeri dan demam
·         Oral 2-3x sehari 0,5-1 gram, maximum 4 gram per hari, pada gangguan kronis maksimum 2,5 gram per hari, anak-anak 4-6x 10mg/kg BB, yakni rata-rata usia 3-12 bulan 60mg, 1-4 tahun 120-180mg,4-6 th 180mg, 7-12 th 240-360mg, 4-6x sehari.
·          Rectal 20mg/kg setiap kali, dewasa 4x sehari 0,5-1 gram. Anak-anak usia 3-12 bulan 2-3x 120mg, 1-4 th 2-3x 240mg, 4-6 th 4x 240mg, dan 7-12th 2-3x 0,5 g.

2. Asam Asetilsalisilat ; asetosal, Aspirin, Cafenol, Naspro
            Asetosal adalah obat anti nyeri tertua (1899), yang sampai kini paling banyak digunakan di dunia. Zat ini juga berkhasiat anti-demam kuat.
            Efek samping yang paling sering terjadi berupa iritasi mukosa lambung dengan resiko tukak lambung dan perdarahan samar. Penyebabnya adalah sifat asam dari asetosal, yang dapat dikurangi dengan kombinasi dengan suatu antasidum (MgO, alumuniumhidroksida, CaCO3atau garam kalsiumnya (carbasalat, Ascal).
            Pada dosis besar, faktor lain memegang peranan yakni hilangnya efek pelindung dari prostasiklin terhadap mukosa lambung. Selain itu asetosal menimbulkan efek –efek spesifik, seperti reaksi alergi kulit dan tinnitus (telinga mendengung) pada dosis lebih tinggi. Efek yang lebih serius adalah kejang-kejang bronki hebat pada pasien asma meski dalam dosis kecil dapat mengakibatkan serangan.
            Anak-anak kecil yang menderita cacar air atau flu/ salesma sebaiknya jangan diberikan asetosal melainkan parasetamol, karena beresiko terhadap syndrom grey yang berbahaya. Syndrom ini bercirikan muntah hebat, termangu-mangu, gangguan pernafasan, konvulsi dan adakalanya koma.


Wanita hamil tidak dianjurkan menggunakan asetosal dalam dosis tinggi, terutama pada triwulan terakhir dan sebelum persalinan, karena lama kehamilan dan persalinan dapat diperpanjang, juga kecenderungan perdarahan meningkat.

Dosis ;
Pada nyeri dan demam oral dewasa 4x 0,5-1g setelah makan, maksimum 4g sehari, anak-anak sampai 1th 10mg/kgBB 3-4x sehari, 1-12th 4-6x, diatas 12th 4x 320-500mg, maksimum 2g per hari
Rectal dewasa 4x 0,5-1gr, anak-anak sampai 2th 2x 20mg/kgBB, diatas 2th 3x 20mg/kgBB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar